Bayaran Berdasarkan Kinerja dan Insentif Finansial (Pay For Performance and Financial Incentives)
INSENTIF
Insentif adalah salah satu bentuk imbalan
yang di berikan perusahaan kepada karyawan sebagai bentuk penghargaan atas
prestasinya. Dengan kata lain insentif itu adalah hal-hal atau usaha yang harus
diperhatikan dan dibangun untuk menggaraihkan karyawan agar rajin bekerja dan
dapat mencapai hasil yang lebih baik sehingga tercipta efektifitas kerja
karyawan (Moeheriono, 2012).
Menurut Sarwoto (2001) menggolongkan
insentif atas dua jenis, yaitu:
1. Insentif material dapat diberikan dalam bentuk :
- Uang, dapat diberikan dalam berbagai macam, antara lain : Bonus; Komisi; Profit sharing; Kompensasi yang ditangguhkan (deferred compensation).
- Jaminan sosial, yang bentuknya antara lain : Pemberian perumahan dinas; Pengobatan secara cuma-cuma (gratis); Berlangganan surat kabar/majalah secara gratis; Kemungkinan untuk membayar secara angsuran oleh pekerja atas barang-barang yang dibelinya dari koperasi organisasi; Cuti sakit dengan tetap mendapatkan pembayaran gaji; Pemberian piagam penghargaan; Biaya pindah; Pemberian tugas belajar untuk mengembangkan pengetahuan; dan lain-lain.
2. Insentif non material, dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, antara lain:
- Pemberian gelar (title) secara resmi;
- Pemberian tanda jasa/medali;
- Pemberian piagam penghargaan;
- Pemberian pujian lisan ataupun tertulis secara resmi (dimuka umum) ataupun secara pribadi;
- Ucapan terima kasih secara formal ataupun informal;
- Pemberian promosi (kenaikan pangkat ataupun jabatan);
- Pemberian hak untuk menggunakan sesuatu atribut jabatan;
- Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan kerja;
- Pemberian hak untuk apabila meninggal dimakamkan di taman makam pahlawan.
Menurut Nurani (2015) tujuan pemberian
insentif adalah untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, yaitu :
a. Bagi
perusahaan :
- Mempertahankan tenaga kerja yang terampil dan cakap agar loyalitasnya tinggi terhadap perusahaan.
- Mempertahankan dan meningkatkan moral kerja karyawan yang ditunjukan menurunnya tingkat perputaran tenaga kerja dan absensi.
- Meningkatkan produktivitas perusahaan yang berarti hasil produksi bertambah untuk setiap unit persatuan waktu dan perjualan meningkat.
b. Bagi
karyawan:
- Meningkatkan standar kehidupannya dengan di terimanya pembayaran diluar gaji pokok.
- Meningkatkan semangat kerja karyawan sehingga mendorong mereka untuk berprestasi lebih baik.
MENERAPKAN
EMPAT TEORI MOTIVASI DALAM MERUMUSKAN RENCANA INSENTIF
Insentif finansial (financial incentives) merupakan imbalan finansial yang dibayarkan kepada pekerja yang produksinya melampaui standar yang telah ditentukan sebelumnya (Dessler, 2017). Dimana penggunaan insentif finansial ini dipopulerkan oleh Frederick Taylor pada akhir 1800-an. Beberapa teori motivasi mempunyai relevansi khusus terhadap desain rencana insentif.
a. Motivator
dan Frederick Herzberg
Cara terbaik untuk memotivasi
seseorang adalah dengan mengorganisasi pekerjaan sedemikian rupa sehingga
pekerjaan tersebut memberikan tantangan dan pengakuan yang dibutuhkan oleh
semua orang untuk membantu memuaskan kebutuhan “tingkat yang lebih tinggi”
terkait hal-hal seperti pencapaian dan pengakuan. Dengan kata lain, mereka
membuat dilakukannya pekerjaan tersebut memotivasi secara intrinsik. Dalam
psikologi organisasi, motivasi intrinsik (intrinsic motivation) adalah
motivasi yang diperoleh dari kesenangan yang didapatkan seseorang dari
melakukan pekerjaan atau rencana insentif finansial.
b. Demotivator
dan Edward Deci
Deci mengatakan bahwa suatu saat bisa
saja terjadi downside ketika selalu mengandalkan imbalan ekstrinsik yang dapat
berakibat boomerang. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa imbalan ekstrinsik
bisa mengurangi motivasi instrinsik orang tersebut.
c. Teori Ekspektansi dan Victor Vroom
Seseorang tidak akan mengejar imbalan yang menurut mereka tidak menarik. Teori ekspektansi dari psikologi Victor Vroom mengatakan bahwa motivasi seseorang untuk mengeluarkan sejumlah usaha tergantung pada tiga hal: ekspektansi (expectancy) seseorang (dalam hal probabilitas) bahwa usahanya akan menghasilkan kinerja, instumentalitas (instrumentality) atau adanya hubungan dengan yang dirasakan (jika ada) antara kinerja yang berhasil dan memperoleh imbalan secara actual, dan valensi (valence) yang mewakili nilai yang dilekatkan seseorang pada imbalan tersebut. Teori Vroom mempunyai tiga implikasi terhadap cara manajer mendesain rencana insentif.
- Jika karyawan tidak berharap usahanya akan menghasilkan kinerja, tidak akan ada motivasi yang terjadi. Jadi, manajer harus memastikan bahwa karyawan mereka mempunyai keterampilan untuk melakukan pekerjaan tersebut, dan percaya bahwa mereka dapat melakukannya. Oleh karena itu, pelatihan, deskripsi pekerjaan, dan pembangunan dan dukungan kepercayaan diri adalah penting dalam menggunakan insentif.
- Karyawan harus melihat instrumentalitas dari usaha mereka – mereka harus meyakini bahwa kinerja yang berhasil benar-benar akan membawa pada didapatkannya imbalan. Manajer dalam mencapainya, misalkan dengan menciptakan rencana insentif yang mudah dipahami.
- Imbalan itu sendiri harus bernilai bagi karyawan. Idealnya manajer harus mempertimbangkan preferensi karyawan secara individual.
d. Modifikasi/Penguatan Perilaku dan B.F Skinner
Penggunaan insentif juga berasumsi bahwa manajer memahami bagaimana konsekuensi memengaruhi perilaku. Manajer menerapkan prinsip-prinsip Skinner dengan menggunakan modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku adalah (behavior modification) adalah mengubah perilaku melalui imbalan atau hukuman yang bergantung pada kinerja. Manjer bisa membuat seseorang merubah perilakunya dengan memberlakukan reward dan punishment yang jelas.
PROGRAM
INSENTIF DAN PENGAKUAN KARYAWAN INDIVIDUAL
Beberapa rencana insentif khususnya cocok
untuk digunakan dengan karyawan individual.
a. Pekerjaan
Per Potong
Pekerjaan per potong (piecework) adalah
sebuah sistem bayaran yang didasarkan pada jumlah barang yang diproses oleh
setiap pekerja individual dalam sebuah unit waktu, seperti jumlah barang per
jam atau jumlah barang per hari.
Pekerjaan per potong
sederhana adalah sebuah rencana insentif yang mana seseorang
dibayar dengan jumlah setiap barang yang ia buat atau jual, dengan
proporsionalitas tepat antara hasil dan imbalan.
Rencana jam standar adalah
sebuah rencana yang memungkinkan pekerja dibayar dengan tarif dasar per jam,
tetapi dibayar persentase ekstra untuk tingkat produksinya yang melampaui
standar per jam atau per hari tersebut, serupa dengan pembayaran pekerjaan per
potong, tetapi didasarkan pada premi persen.
b. Bayaran
Berdasarkan Jasa sebagai Insentif
Bayaran berdasarkan jasa (merit
pay) atau kenaikan bayaran berdasarkan jasa (merit raise) adalah
kenaikan gaji yang yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan individual
berdasarkan pada kinerja individual.
c. Insentif
untuk Karyawan Profesional
Karyawan professional merupakan
mereka yang pekerjaannya melibatkan penerapan pengetahuan yang telah dipelajari
untuk memecahkan permasalahan pemberi kerja, seperti pengacara dan teknisi.
Membuat keputusan bayaran insentif untuk karyawan professional adalah sesuatu
yang menantang, perusahaan biasanya membayar professional tinggi. Tangga karier
ganda adalah cara lain untuk mengelola bayaran professional. Penerapan tangga
karier ganda seperti satu untuk manajer dan yang lainnya untuk terknisi, yang
terakhir menawarkan prospek kepada professional untuk menggunakan keterampilan
teknis tingkat lanjut dan mendapatkan bayaran yang lebih tinggi tanpa beralih
manajemen.
d. Penghargaan Non-finansial dan Berbasis Pengakuan
Program pengakuan biasanya merujuk pada program formal, seperti program karyawan bulan ini. Program pengakuan sosial merujuk pada pertukaran informal manajer-karyawan seperti pujian, dukungan, atau ungkapan penghargaan untuk pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik.
INSENTIF
UNTUK TENAGA PENJUAL
Rencana kompensasi penjualan biasanya
sangat mengandalkan komisi penjualan, dan harus bertujuan mencapai sasaran
strategis dan penjualan perusahaan.
a. Rencana
Penjualan
Pendekatan gaji tetap membuatnya
lebih mudah untuk bertukar teritori atau menugaskan Kembali tenaga penjual, dan
pendekatan ini dapat menumbuhkan loyalitas staff penjualan. Kelemahan utamanya
gaji tetap mungkin tidak memotivasi tenaga penjual yang berpotensi berkinerja
tinggi.
b. Rencana
Komisi
Rencana komisi langsung membayar
tenaga penjual berdasarkan hasil. Rencama komisi cenderung menarik tenaga penjual
berkinerja tinggi yang melihat bahwa usaha jelas menghasilkan imbalan.
Alternatif rencana komisi meliputi komisi langsung, bonus kuota (untuk mencapai
kuota tertentu), program manajemen sesuai objektif (bayaran didasarkan pada
metrik spesifik), dan program pemeringkatan (program ini memberikan imbalan
kepada mereka yang berprestasi tinggi, tetapi memberikan bonus kecil atau tidak
sama sekali kepada tenaga penjual yang berkinerja terendah).
c. Rencana
Kombinasi
Sebagian besar perusahaan membayar tenaga
penjual dengan kombinasi antara gaji dan komisi, biasanya dengan komponen gaji
yang cukup besar. Rencana kombinasi mempunyai pro dan kontra. Rencana ini
memberikan dasar penghasilan kepada tenaga penjual, memungkinkan perusahaan
menentukan peruntukan dari komponen gaji tersebut (seperti melayani akun yang
ada), dan masih memberikan insentif untuk kinerja yang unggul. Rencana
kombinasi juga cenderung menjadi rumit, dan dapat menimbulkan kesalahpahaman.
d. Memaksimalkan
Hasil Penjualan
Dalam menetapkan kuota penjualan dan
tingkat komisi, sasarannya adalah untuk memotivasi aktivitas penjualan tetapi
menghindari komisi yang berlebihan. Kecenderungan untuk menetapkan tingkat
komisi secara informal sering kali mengurangi efektivitas dari rencana.
e. Insentif Penjualan dalam Aksi
Rencana seperti ini masih mendominasi. Mendorong tenaga penjual untuk mempertahankan harga ritel, dan menekan “produk purnal jual”.
INSENTIF
UNTUK MANAJER DAN EKSEKUTIF
a. Strategi
dan Paket Imbalan Jangka Panjang dan Imbalan Total Eksekutif
Komponen imbalan total eksekutif
meliputi gaji dasar, insentif jangka pendek dan jangka Panjang, serta
tunjangan, harus sejajar terhadap satu sama lainnya juga dengan pencapaian
sasaran strategis perusahaan. Penggunaan beberapa kriteria berbasis strategi
memberikan insentif kepada eksekutif merupakan cara yang terbaik.
Kriteria-kriteria tersebut meliputi kinerja keuangan, jumlah sasaran strategis
yang tercapai, ukuran produktivitas karyawan, survei kepuasan pelanggan, dan
survei moral karyawan. Pada dasarnya adalah bahwa paket bayaran eksekutif
puncak harus dapat mengarahkan perhatiannya pada pencapaian sasaran strategis
perusahaan.
b. Insentif
Jangka Pendek dan Bonus Tahunan
Sebagian besar besar perusahaan
mempunyai mempunyai rencana bonus tahunan (annual bonus) untuk
memotivasi kinerja jangka pendek manajer. Bonus tahunan merupakan rencana yang
dirancang untuk memotivasi kinerja jangka pendek manajer dan yang dihubungkan
dengan profitabilitas perusahaan. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi bonus
seseorang yaitu kelayakan, ukuran dana, dan kinerja individual.
c. Insentif
Jangka Panjang Strategis
Insentif jangka Panjang dapat menjadi
borgol emas memotivasi eksekutif untuk tetap membiarkan mereka mengakumulasi
kapital (biasanya berupa opsi untuk membeli saham perusahaan) yang hanya dapat
mereka uangkan setelah periode tertentu. Insentif jangka Panjang yang popular
meliputi uang, saham, opsi saham, hak apresiasi saham, dan saham bayangan.
d. Insentif Eksekutif Lainnya
Perusahaan juga menawarkan serangkaian insentif eksekutif lainnya. Beberapa darinya memberikan insentif kepada eksekutif agar tetap berada di perusahaan. Hal ini penting terutama ketika eksekutif tersebut meninggalkan perusahaan karena perusahaan lain sedang mengintai perusahaan tersebut dengan maksud membelinya. Parasut emas (golden parachute) merupakan pembayaran luar biasa yang diberikan perusahaan kepada eksekutif terkait adanya pergantian kepemilikan atau kendali perusahaan.
RENCANA
INSENTIF TIM DAN SELURUH ORGANISASI
Berbagai perusahaan semakin mengandalkan
tim untuk mengelola pekerjaan, sehingga membutuhkan rencana insentif yang
mendorong kinerja tim dan memfokuskan anggota tim pada kinerja. Rencana
insentif tim (atau kelompok) (team (or group) incentive plans) membayarkan
insentif kepada tim berdasarkan pada kinerja tim tersebut. Rencana insentif
tim (atau kelompok) merupakan rencana yang mana suatu standar produksi
ditetapkan untuk kelompok kerja tertentu, dan anggotanya diberi insentif jika
kelompok tersebut melampaui standar produksi. Rencana insentif seluruh
perusahaan (organization-wide incentive plans) adalah rencana dimana
semua atau Sebagian besar karyawan dapat berpartisipasi, dan yang biasanya
mengaitkan imbalan dengan sejumlah ukuran kinerja perusahaan secara menyeluruh.
Yang juga disebut dengan rencana bayaran variabel, rencana ini meliputi
pembagian laba, rencana scanlon/pembagian keuntungan, dan rencana kepimilikan
saham karyawan (employee stock ownership – ESOP).
a. Rencana
Pembagian Laba
Rencana pembagian laba (profit-sharing
plans) adalah rencana yang mana semua atau Sebagian besar karyawan menerima
bagian dari laba tahunan perusahaan. Terdapat beberapa jenis rencana pembagian
laba yaitu dengan rencana pembagian laba lancar atau uang tunai dimana
karyawan mendapatkan bagian dari laba pemberi kerja secara kuartalan atau
tahunan. Serta dapat juga dengan rencana pembagian laba tertunda dimana
pemberi kerja memasukkan penghargaan dalam bentuk uang ke dalam akun perwalian
untuk persiunan karyawan tersebut.
b. Rencana
Scanlon
Rencana Scanlon merupakan rencana
insentif yang dikembangkan pada tahun 1937 oleh Joseph Scanlon dan dirancang
untuk meningkatkan kooperasi, keterlibatam, dan pembagian manfaat. Rencana
Scanlon mempunyai lima fitur dasar yaitu:
- Filosofi kooperasi Scanlon, yang berasumsi bahwa manajer dan pekerja harus membuang sikap kami dan mereka yang biasanya menghambat karyawan untuk mengembangkan rasa memiliki pada perusahaan.
- Identitas, yang berarti bahwa untuk memfokuskan keterlibatan karyawan, perusahaan harus memberitahukan misi atau tujuannya, dan karyawan harus memahami bagaimana bisnisnya beroperasi dalam hal pelanggan, harga, dan biaya.
- Kompetensi, Scanlon menuntuk kompetensi tingkat tinggi dari karyawan disemua tingkatan sehingga membutuhkan seleksi dan pelatihan yang teliti.
- Sistem keterlibatan, karyawan memberikan saran-saran perbaikan kepada komisi tingkat departemen yang sesuai yang akan menyampaikan saran-saran yang bernilai kepada komisi tingkat eksekutif.
- Rumus pembagian manfaat, jika sebuh saran diterapkan dan berhasil semua karyawan biasanya mendapatkan bagian 75% dari penghematan tersebut.
c. Rencana
Pembagian Keuntungan Lainnya
Rencana pembagian keuantungan adalah
rencana insentif yang melibatkan banyak
atau seluruh karyawan dalam suatu usaha bersama untuk mencapai sasaran
produktivitas perusahaan, dengan keuntungan penghematan biaya yang
dihasilkannya dibagi diantara karyawan dan perusahaan. Terdapat delapan langkah
dasar dalam menerapkan rencana pembagian keuntungan:
- Menetapkan tujuan rencana secara umum, seperti mendongkrak produktivitas atau menurunkan biaya tenaga kerja.
- Memilih ukuran kinerja spesifik, seperti jam kerja per unit yang diproduksi.
- Memutuskan porsi dari keuntungan yang akan diterima karyawan.
- Memutuskan metode yang akan digunakan untuk mendistribusikan bagian karyawan.
- Memilih bentuk pembayaran, biasanya secara tunai.
- Memutuskan seberapa sering bonus akan dibayarkan. Perusahaan cenderung membayar berdasarkan ukuran kinerja keuangan secara kuartalan atau bulanan.
- Mengembangkan sistem keterlibatan. Sistem yang paling umum digunakan termasuk komisi pengendalian, pertemuan pemutakhiran, sistem saran, dan tim pemecahan masalah.
- Menerapkan rencana tersebut.
d. Rencana
Bayaran Berisiko
Rencana bayaran penghasilan berisiko
adalah rencana yang menempatkan sebagian dari bayaran normal karyawan untuk
dirisikokan jika mereka tidak memenuhi sasaran mereka, dengan imbalan untuk
kemungkinan mendapatkan bonus yang jauh lebih besar jika mereka melampaui
sasaran mereka.
e. Rencana Kepemilikan Saham Karyawan
Rencana kepemilikan saham karyawan (employee stock ownership plans – ESOP) adalah rencana seluruh perusahaan yang mana pemberi kerja mengontribusikan sebagaian dari sahamnya sendiri (atau uang tunai agar digunakan untuk membeli saham tersebut) kepada sebuah perwalian yang dibentuk untuk membeli saham perusahaan kepada karyawan. Perwalian tersebut menyimpan sahamnya dalam akun individual karyawan.
REFERENSI
Dessler, G. (2017). Human Resources Management
(15 Ed). Pearson Education.
Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetisi.
PT. RajaGrafindo Persada.
Nurani. (2015). Pengaruh Pemberian Insentif Terhadap Konerja Karyawan Departemen Penjualan CV Logam Indonesia Di Tulungagung. Jurnal Benefit, 2(1), 1–18.
Sarwoto. (2001). Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen. Ghalia Indonesia.
Baccarat, baccarat, blackjack, poker - The Worrione
BalasHapusWelcome to The Worrione Casino Resort. Enjoy 바카라 a 100% First Deposit Match up 바카라 to $3000 plus 온카지노 a $10000 Bonus!